Setelah pemutaran perdana, grup teater berkumpul di bar untuk merayakannya. Namun, pertemuan ceria itu disela oleh seorang perwira Soviet yang mabuk. Dia bersikeras menjual sekaleng bensin. Namun, ketika dia merasakan kecanggungan, kebencian yang terpendam, kepengecutan, rasa takut orang-orang di sana, dia mulai menikmati situasi tersebut dengan sifat mengganggunya. Ketika dia mengeluarkan pistolnya dari sarungnya, keadaan mulai menjadi gila. Orang-orang di bar tiba-tiba menjadi “pejuang kemerdekaan” melawan pendudukan Rusia.